Patih Gajah Mada |
Nenek moyang/ leluhur bangsa Indonesia semenajak dahulu kala telah hidup dalam tata kehidupan tata masyarakat dan ketatanegaraan yang wilayah kekuasaannya meliputi satu pulau dan beberapa pulau seperti :
- Kerajaan Kutai (sekitar tahun 400) di Kalimantan Timur di bawah raja Mulawarman
- Tarumanaegara (400-600) di Jawa Barat di bawah pimpinan raja Purnawarman
- Kalingga atau Holing di Jawa Tengah tahun 674 di bawah pimpinan Ratu Simo
- Kedutaan Sri Wijaya (683-1275) di bawah pimpinan keluarga/wangsa Sailendra
- Mataram (Medang) di Jawa Tengah di bawah pimpinan Wangsa Sanjaya
- Isana (929-947) di Jawa Timur di bawah pimpinan Sindok, Darmawangsa, Airlangga
- Kediri (1042-1222) di bawah pimpinan Sri Jayawarsa Digjaya Sastra Prabu (1104), Kameswara (1115-1130) Jayabaya (1130-1160), Sarweswara (1160-1170), Aryeawara (1170-1180) dan seterusnya.
- Singasari di bawah pimpinan Ken Arok-Sri Ranggah Rajasa Amuwarbhumi dan seterusnya Kartanagara (1268-1292)
- Majapahit (1293-1309) di bawah pimpinan Wijaya Kertajasa Jayawardhana (1293-1309) dan seterusnya, Hayam Wuruk (1350-1389) dan raja terakhir Prabu Giridrawardhana (1478-1525)
Puncak kegemilangan negara antar nusa tercapai pada jaman Majapahit di bawah raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada (1350-1389) meliputi wilayah Nusantara, yakni: Asta Dwipa, Semenanjung Melayu, Andalas, Jawa-Madura, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku dan Irian semuanya berada pada satu kekuasaan pusat, di bawah panji-panji Majapahit.
Akan tetapi kebesaran Majapahit tidak dapat bertahan lama, sebab setelah patih Gajah Mada meninggal (1354) timbul perpecahan di dalam sehingga daerah-daerah yang semula merupakan daerah kekuasaan Majapahit satu persatu melepaskan diri.
Disaat Majapahit menuju keruntuhannya, masuklah agama dan kebudayaan iIslam ke Indonesia secara damai (Penetration Pasifique) lewat jalan dakwah dan perdagangan. Ajaran Islam yang di sebarkan oleh para Wali Sanga dan lain-lain dengan mudah dapat diterima dalam hati sanubari bangsa Indonesia yang memang sudah memiliki dasar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Timbullah pusat-pusat kekuasaan Islam dalam bentuk kesultanan seperti :
- Samudra Pasai di bawah pimpinan Sultan Malikul Shaleh (1297), Sultan Muhammad Malikultahir (....-1326) dan seterusnya.
- Malaka di bawah pimpinan Parameswara atau Iskandar Syah (1396-1414), Raja Ahmad (1414-1424), Muhammad Syah dan seterusnya.
- Aceh di bawah pimpinan Sultan Ali Mukhayat Syah (1514-1528), Sultan Iskandar Muda (1607-1636) mencapai kejayaan dan seterusnya.
- Riau di bawah pimpinan Sultan Abdul Jalil Racmat Syah (1717-1722) dan seterusnya sampai 1913
- Demak (1500-1550) di bawah pimpinan Raden Fatah Pati Unus (Pangeran Sebrang Lor), Trenggono, Ratu Kalinyamat, Joko Tingkir atau Adiwijoyo.
- Padjang (1550-1580) di bawah pimpinan Sultan Adiwijoyo dan seterusnya
- Mataran Kotagede di bawah pimpinan Kyai Gede/Ageng Pamanahan/Panembahan Senopati, Sutowijoyo-Senopati Ing Alaga Sayidina Panatagama(1575-1601), RM. Rangsang Sultan Agung Anyokrawati dan Sultan Agung Anyokrokusumo dan seterusnya
- Banten di bawah pimpinan Raden Fatahillah (falatehan) 1527, Sunda Kelapa (Jayakarta) Sultan Hasanudin (Banten) (1550-1570) dan seterusnya
- Makasar (1591) di bawah pimpinan Raja Goa Karaeng Matowaya Tumenenanggari Agamananna atau nama islamnya Alauddin (1003), Sultan Hasanuddin (1664-1660) dan seterusnya
- Ternate di bawah pimpinan Sultan Tabariji (Sultan Manuel), Sultan Hairun, Sultan Babullah (1521-1590) dan seterusnya
- Banjar Kalimantan Selatan di bawah pimpinan Nata Sultan Takhmid Illah, Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari (1631) dan seterusnya
- Melayu-Minangkabau di bawah pimpinan Adityawarman (1347-1375), Alam Alif (1600) dan seterusnya
- Tanah Batak di bawah pimpinan Singamangaraja I-XII (1870) dan seterusnya
- Bali (Gelgel) abad ke XVI di bawah pimpinan Dewa Agung, di taklukan oleh Karang Asem pindah ke Klungkung dan ada 9 kerajaan kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar