Senin, 16 Juli 2012

Jaman Imperialisme Bangsa Indonesia part 1 (Imperialism Era of Indonesia)

Bangsa Portugis tiba di Indonesia
Pada tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke tangan Turki yang beragama Islam. Jatuhnya Konstantinopel oleh turki berarti pula dikuasainya Laut Tengah olehnya

Hal ini merupakan permasalahan besar bagi bangsa Portugis dan Spanyol selaman ini memperdagangkan barang-barang yang diambilnya dari Laut Tengah untuk disebarkan di Eropa Barat.
Bangsa Spanyol dan Portugis yang selama ini memperdagangkan barang-barang yang diambilnya dari Laut Tengah untuk di sebarkan di Eropa Barat. Bangsa Spanyol dan Portugis mencoba mengatasi tantangan tersebut melalui usaha-usaha percobaan mencari jalan ke timur untuk memenuhi dunia timur yang sangat kaya akan bahan rempah-rempah yang sangat di perlukan oleh bangsa-bangsa di Eropa. Setelah mengalami berbagai kesulitan, pada akhirnya kedua bangsa tersebut berhasil mencapai tujuannya, yakni menemukan dunia timur. Sikap serta tindakan mereka dalam perjalanan di tempat tujuan selalu dipengaruhi oleh semboyan Tri Panji mereka yakni: Gospel (Injil), Gold (Kekayaan), Glory (Kejayaan).

Sikap mereka seperti itulah yang telah menimbulkan antipati dari bangsa-bangsa Timur. Tidaklah mengherankan tatkala Bangsa Belanda muncul di Indonesia (armada Belanda di bawah pimpinan Cornelis De Houtman berlabuh dan mendarat di Banten pada tahun 1596). bangsa Indonesia banyak membantu bangsa Belanda mengusir orang-orang Portugis dari Indonesia, dengan bantuan bangsa Indonesia, bangsa Belanda berhasil menguasai bangsa portugis dari Indonesia sehingga kekuasaan Kolonialisme Portugis yang telah berlangsung selama abad ke enam belas berakhir. Sejak Permulaan abad ke tujuh belas (1620) mulailah kekuasaan Kolonialisme Belanda di Indonesia yang berlangsung sampai tahun 1945, setelah di selingi oleh kekuasaan bangsa Perancis (!807-1811) dan Inggris (1811-1816).

Imperialisme Barat telah mendatangkan kesengsaraan dan kemelaratan bagi bangsa-bangsa Asia Tenggara pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya, jurang sosial yang sangat dalam antara rakyat Indonesia dan orang-orang kulit putih mewarnai keadaan masyarakat pada saat itu. Para penjajah (khususnya Bangsa Belanda) telah dengan secara cerdik memanfaatkan golongan minoritas dan kaum feodal untuk menekan rakyat Indonesia untuk menekan rakyat Indonesia. Tidak hanya kemelaratan dan kesengsaraan saja yang dialami oleh bangsa Indonesia akibat penjajahan, akan tetapi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah diwariskan oleh nenenk moyang secara turun menurun menjadi pudar, terkubur oleh pengaruh yang dibawa oleh imperialisme Barat.

Kedatangan balatentara Jepang di tanah air kita mula-mula disambut gembira oleh seluruh rakyat karena Jepang dengan propagandanya mengaku "Saudara Tua". Semboyan Nippon Cahaya Asia, Pemimpin Asia, dan Pelindung Asia merupakan alat yang sangat ampuh pada saat itu untuk mempengaruhi bangsa-bangsa Asia. Tetapi ternyata semboyan-semboyan tersebut merupakan propaganda belaka dan siasat licik kaum fasis Jepang. Tentara pendudukan Jepang yang dianggap semula sebagai "Tentara Pembebas" rakyat dari cengkraman Kolonial Belanda, bahkan sebaliknya hanya merupakan penjajah baru yang lebih garang, kejam dan keji dalam menindas rakyat di segala bidang kehidupan.

Namun demikan tatkala Jepang di dalam peperangannya melawan tentara sekutu terus menerus terdesak, Jepang mencoba membuka strategi baru dengan jalan membeerikan janji kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar